Liburan di Museum Kereta Api Ambarawa di Era New Normal. Belajar Banyak Hal!


"Kapan terakhir kali liburan?" 

Jika ada pertanyaan seperti itu, mungkin akan saya jawab sudah 4 bulan lalu rasanya tidak dolan. Saya rindu momen-momen ketika menginjakkan kaki ke tempat baru, belajar kebudayaan dan karakter orang-orang baru dari berbagai latar belakang yang berbeda. Sejak pandemi datang, saya hanya melakukan itu semua lewat tour online atau melihat video traveling melalui youtube.


Beberapa hari yang lalu, saya mencoba mencari informasi tentang pariwisata edukasi di sekitar rumah saya tinggal. Saya menemukan informasi menarik, bahwa Pemerintah Kabupaten Semarang telah melakukan ujicoba operasional di sektor pariwisata saat era new normal berjalan. Tentu saya langsung semangat, karena saya haus ingin mencari sesuatu hal yang baru, bukan cuma lewat internet saja.

Setelah membaca daftar destinasi wisata yang lolos ujicoba tersebut, mata langsung tertuju ke Museum Kereta Api Ambarawa. Saya sering sekali melewati Ambarawa, namun baru ini teringat kalau belum pernah mengulik sejarah di museum ini. Lalu di hari itu juga, saya langsung menghubungi teman dan berangkat ke Museum Kereta Api Ambarawa.

Gerbang luar Museum Kereta Api Ambarawa
Parkir yang luas dan lapang
Pintu masuk dengan papan informasi

Kalau bicara tentang lokasi, pasti sudah banyak yang tidak asing. Menurut letak geografis, Museum Kereta Api Ambarawa terletak di antara beberapa tempat wisata di wilayah Kabupaten Semarang yang terkenal. Seperti Wisata di Bandungan dan Komplek Candi Gedong Songo di sebelah barat laut. Juga Bukit Cinta Rawa Pening di sebelah tenggara.


Jam tangan menunjukkan waktu pukul 10 pagi, hanya memakan waktu kurang lebih 30 menit dari tempat tinggal saya di Boyolali. Cuaca sedang cerah sekali pagi itu, matahari bersinar hangat dengan angin yang menyambut sejuk. Sepertinya alam sedang mendukung saya untuk belajar banyak hal di Museum Kereta Api Ambarawa.


PROTOKOL KESEHATAN
Destinasi wisata ini memanglah sudah dibuka untuk umum, namun dengan catatan adanya peraturan protokol kesehatan yang harus kami patuhi. Protokol kesehatan ini bersifat wajib bagi siapapun pengunjung yang datang.

Pastikan cuci tangan dengan langkah yang tepat
Fasilitas cuci tangan yang memadai
Wajib di cek suhu tubuh (maksimal 37,5 derajat celcius)

Sesampainya di pintu masuk, seorang petugas keamanan mengarahkan saya dan teman untuk mencuci tangan terlebih dahulu. Fasilitas cuci tangan di sini memadai dari sisi kebersihan dan kelengkapan seperti air yang bersih dan sabun cuci tangan. Setelah itu saya dicek terlebih dahulu suhu tubuhnya. Kami lolos tahap ini dan langsung menuju ke loket pembelian karcis.

Setelah saya amati, petugas keamanan di sini sangat tegas dalam menerapkan peraturan protokol kesehatan. Bahkan sebelum saya datang, ada pengunjung lain yang lupa membawa masker, dan tidak diperbolehkan masuk. Dengan ketegasan dan kedisiplinan dari pihak pengelola wisata, saya pikir ini sudah sangat baik.


TIKET MASUK
Di area pembelian tiket masuk juga menerapkan protokol kesehatan. Bisa dilihat dari petugas yang mengenakan atribut lengkap seperti face shield, masker dan sarung tangan. Petugasnya pun ramah, mereka menawarkan apakah saya mau bayar melalui non-tunai (agar lebih aman). Saya pun coba bayar dengan OVO, dan tada! Langsung terpotong saldo saya. Cara ini lebih cepat, praktis dan tentu saja aman. Jangan lupa pakai hand sanitizer yang disediakan di meja loket ya.

Proses pembayaran yang cepat, praktis dan aman
Tiket dengan sistem barcode
Antri dengan Jaga Jarak 1,5 Meter

Museum Kereta Api Ambarawa menggunakan sistem barcode tiket, sehingga terlihat semakin canggih untuk tempat wisata yang bisa dikatakan bangunannya kuno. Jam buka mulai pukul 09.00 WIB sampai pukul 15.00 WIB. Direncanakan oleh pihak KA Ambarawa, untuk Kereta Wisata Reguler maupun Sewa akan dibatasi jumlah penumpangnya, seperti transportasi publik lain yang hanya menampung 50 persen dari kapasitas normal.

Harga tiket masuk sebesar 10 ribu rupiah per orang setiap hari. Untuk pengunjung berusia 3 sampai 12 tahun dikenakan biaya sebesar 5 ribu rupiah, sedangkan untuk di bawah 3 tahun gratis. Saya datang di hari rabu saat itu, dan suasana sepi. Saya sarankan datang saat-saat weekdays ya.


BELAJAR SEJARAH
Bicara mengenai sejarah, Museum Kereta Api Indonesia di Ambarawa dulu disebut Fort Willem 1, dibangun oleh Perusahaan Kereta Api swasta Belanda; Nedherlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM). Diresmikan tahun 1873, yang kemudian menyusul pembangunan jalur Secang - Magelang tahun 1905, lalu pada tahun 1907 dilakukan peresmian jalur Ambarawa - Kedungjati dibarengi dengan renovasi Stasiun Ambarawa yang semula material bangunannya kayu dirubah jadi batu bata, yang mana bangunan tersebut masih bisa kita saksikan sampai saat ini.

Penampakan gedung museum
Sepanjang loby disuguhkan foto-foto jaman dulu dengan cerita sejarahnya
Peninggalan kuno yang masih terawat baik

Oleh Gubernur Jawa Tengah pada saat itu Supardjo Rustam mengumumkan bahwa bekas Stasiun Willem 1 dijadikan sebagai Museum Kereta Api dan bertahan sampai saat ini. Teknologi jaman dulu yang masih bisa beroperasi, menjadi alasan museum ini dibangun. Alasan lain agar menjadi tempat untuk menjaga barang peninggalan kuno yang antik dan untuk keperluan wisata di wilayah Kabupaten Semarang, serta sebagai tempat edukasi sejarah. 


KOLEKSI
Terdapat tiga lokomotif kuno yang bisa berfungsi dengan baik sampai sekarang. Tiga lokomotif tua itu terdiri dari satu kereta api uap dan dua kereta api reguler yang masih digunakan sebagai KA Wisata sampai sekarang. Untuk situasi Pandemi seperti saat ini semua lokomotif tidak beroperasi, hal ini dilakukan karena akan ada Ujicoba selanjutnya, untuk meninjau kesiapan KA Wisata sebagai wahana transportasi saat berkunjung ke Museum Kereta Api Ambarawa, di tengah Pandemi Covid-19.

Salah satu koleksi lokomotif uap yang saya potret
Lokomotif masih terjaga dengan sangat baik
Uniknya, gerbong foto sebelah kiri berisi perpustakaan (masih ditutup)

Seperti yang sudah saya tulis di atas, kereta api uap dan bergerigi yang ada di sini merupakan buatan dari produsen lokomotif bernama Maschinenfabriek Esslingen Makanya Kereta Api Uap ini masih dalam kondisi yang baik loh, dan menjadi spot foto populer untuk difoto oleh pengunjung saat datang ke Museum ini. Lokomotif-lokomotif yang populer disini adalah lokomotif bernomor B2502, B 2503, dan B 5112. Selain itu ada juga lokomotif seri B, C, D hingga jenis paling besar yaitu CC.

Museum tiket dan administrasi
Koleksi di dalam Museum

Satu yang menarik bagi saya adalah museum tiket dan administrasi. Sesuai protokol kesehatan, hanya diperbolehkan 5 orang di dalam ruangan. Banyak koleksi yang menarik, seperti topi PPKA dan peralatan kerja untuk mengatur lalu lintas kereta api. 


ARSITEKTUR
Bangunan museum ini memiliki arsitektur yang lumayan antik loh. Bisa dikatakan sudah berumur, namun masih kokoh berdiri sampai sekarang. Dibangun dengan gaya bangunan ala Belanda, membuat para penikmat seni sering berkunjung. Saya pun termasuk orang yang suka seni, dan saya sangat menikmati sekali mengitari dan mengamati setiap detail bangunan bersejarah ini. Tidak salah kalau bangunan ini memang disebut peninggalan Kolonial Belanda. Kalian harus coba kesini karena bangunannya masih terawat dan terlihat klasik!

Jendela dengan model jadul ala Belanda
Terasa vibes klasik saat memasuki area ini
Ornamen masih autentik

Bukan hanya desain arsitekturnya yang juara, namun furniture yang dipakai disini terbilang mewah dan elegan. Mulai dari pintu, jendela, plafon hingga meja dan kursinya terbuat dari bahan dengan kualitas yang bagus. Tapi sayang kita tidak boleh menyentuh properti apapun di sini, agar tetap terjaga warna catnya, atau tidak cepat luntur karena terkena keringat saat kita melakukan kontak fisik.


FASILITAS
Demi menjaga kesehatan diri sendiri dan orang-orang sekitar, jangan lupa untuk selalu mencuci tangan yang rajin. Dari awal saya tidak henti-hentinya memberitahu tentang hal ini, karena saya sangat concern dengan masalah cuci tangan. Mungkin ini sepele, tapi dampaknya besar.

Di dekat taman pun ada tempat cuci tangan
Banyak tempat sampah di beberapa sudut Museum
Toilet yang bersih

Dalam segi kesehatan, Museum Kereta Api Ambarawa perlu diacung jempol karena semua bersih dan terawat baik. Bahkan taman pun bersih dari kotoran dan guguran daun yang berjatuhan karena rajin dibersihkan oleh petugas kebersihan. Salut!

Mushola dengan peraturan protokol kesehatan

Bagi muslim, Museum menyediakan mushola di dalan area wisata. Bentuk bangunan berbentuk persegi dengan dominan warna putih. Untuk beribadah, tetap harus mengikuti pedoman protokol kesehatan ya teman-teman, seperti jaga jarak dan tidak memakai sajadah sebagai alas ibadah. 


PEMANDANGAN
Selain bangunan dengan model jaman dulu, saya sebagai pengunjung juga menikmati pemandangan yang ada di luar selain bangunan, seperti pemandangan di taman dengan latar belakang rel kereta api yang ikonik. Wisata ini cocok juga untuk hunting foto, karena banyak spot foto yang menarik.

Pemandangan yang klasik
Taman yang terawat baik, bisa dilihat buktinya
Replika stasiun jaman dulu
Nama alat di atas adalah turntable

Sangat menarik mengulik Museum Kereta Api Ambarawa, banyak hal-hal baru yang baru saya tahu dan pelajari, salah satunya tentang replika stasiun lama yang masih menggunakan pondasi kayu, serta istilah turntable, sebuah alat untuk memutar jalan gerbong kereta.


LIBURAN AMAN DAN NYAMAN
Wisata di sini bisa dijadikan alternatif tempat liburan aman dan menyenangkan bersama keluarga maupun sahabat, selain karena harga tiket masuk yang terjangkau, kita bisa merasakan hawa jaman dulu dan melihat langsung kereta api uap yang sebenarnya, pastinya akan menambah pengetahuan tentang sejarah dunia kereta api di Indonesia.


Perlu diingat, jangan terlena dengan kata "new normal". Era ini bukan berarti kita merasa bebas, justru harus lebih waspada dan aware terhadap sekitar karena liburan itu mengunjungi tempat baru dan bertemu orang-orang baru. Berikut saya berikan beberapa tips yang harus kamu lakukan kalau mampir ke Museum Kereta Api Ambara :

1. Wajib dan selalu mengenakan masker selama di dalam area wisata. Jika ramai, pakailah masker meskipun ingin foto-foto
2. Di dalam Museum tersedia fasilitas cuci tangan di berbagai spot. Cucilah tangan sesering mungkin dengan sabun
3. Pastikan untuk jaga jarak ketika berpapasan dengan pengunjung lain
4. Jika diperlukan, bawa hand sanitizer selalu di tas atau kantong celana
5. Tidak perlu memaksakan diri jikalau badan sedang tidak enak/demam

Poster edukasi tentang protokol adaptasi kebiasaan baru

Last but not least, sebagai pengunjung kita harus bijak dan disiplin dalam hal kesehatan, demi terciptanya lingkungan sekitar yang sehat dan aman dari virus berbahaya. Akhir kata, stay healty everyone!







Share:

3 komentar :

  1. Keren ya mas masih ada museum yang isinya edukatif gini. Di liat dari koleksi juga terawat baik. Moga kedepannya banyak pengunjung

    BalasHapus
  2. Asik banget buat foto-foto nih. Dari sini lanjut museum Palagan. Ada kereta jugak disana hehe.

    BalasHapus
  3. wah baru tau museum kereta api isinya seperti itu.. banyak banget koleksi menariknya..keponakan aku pasti suka nih kalau diajak ke museum kereta karena dia hobi banget sama kereta.. :)

    BalasHapus

Designed by OddThemes | Distributed by Blogger Themes